Fauna Indonesia
APERO FUBLIC.- Fauna istilah penyebutan semua jenis hewan-hewan atau bangsa hewan. Indonesia memiliki keragaman fauna yang mulai punah dimakan zaman. Generasi sekarang tidak lagi mengenal hewan-hewan yang mendiami bangsa sendiri. Sementara hewan yang masih cukup banyak terus di buru dan dimakan. Menjadi hewan peliharaan atau menjadi koleksi, kolektor dan banyak juga hanya di bunuh sekedar iseng, karena mengganggu, dan merusak tanaman penduduk. Melalui laman ini kami memperkenalkan jenis-jenis hewan berasal dari Indonesia dan dunia.
1.KANCIL
Kancil
merupakan hewan yang hampir punah. Habitat aslinya habis dirobohkan oleh
manusia. Menjadi hutan industri, perkebunan sawit, karet, tebu dan lainnya. Di
kawasan tanah pertanian rakyak sistem pertanian babat babi telah
diterapkan. Babad babi adalah dimana bertani membunuh semua flora yang tumbuh
dan hanya membiarkan tanaman mereka yang hidup. Istilah babad babi karena sama
seperti perilaku hewan babi yang memakan apa saja kecuali batu.
Hewan kancil banyak terdapat di hutan-hutan di pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Kancil juga di sebut pelanduk yang memiliki nama latin tragulus kanchil. Memakan dedaunan muda terutama pohon kayu lapis (nama lokal), dan dedaunan muda lainnya. Hewan ini aktif dimalam hari. Sehingga masyarakat berburu kancil pada malam hari menggunakan pencahayaan senter, lampu tebeng, dan obor. Kancil, rusa, kicang saat melihat cahaya akan memandang tidak berkedip seperti terkena hipnotis. Saat itulah penduduk di Sumatra dan Kalimantan menembaknya dengan senjata api rakitan, kecepek.
Hewan ini sangat lezat dikonsumsi dengan cara dimasak gulai pindang dan penambahan daun baserai dan asam kandis. Merupakan resep kuliner kuno dari nenek moyang Indonesia. Karena itulah, hewan ini begitu sering diburu penduduk. Saat ini kancil sudah mulai punah dan langka. Kerabat kancil yang hampir mirip dengan kancil dinamakan napu. Napu juga hampir punah dan selalu diburu penduduk.
2.KIJANG
Kijang salah satu hewan langka yang hampir puna di Indonesia. Penyebab kepunakan kijang adalah perburuan masyarakat yang berkelanjutan. Habis hutan dikonversi menjadi lahan pertanian dan perkebunan raksasa. Kijang jantan memiliki tanduk yang cukup panjang dan kijang betina tidak bertanduk. Pada gambar merupakan foto kijang betina di sebuah penangkarang di Kota Palembang (2013).
Kijang masih famili dengan kancil dan rusa. Kijang terdapat di Indonesia dan Asia Tenggara, India, Indocina. Kijang sama seperti perkembangbiakan pada kambing. Tidak mengenal musim, tapi kebiasaan kawin hewan kijang liar diketahui oleh masyarakat. Karena kijang liar saat akan kawin terdengar suara-suara memanggil pasangannya yang diistilahkan merau oleh penduduk Sumatra. Penduduk sering meniru suara merau kijang sehingga kijang tertipu lalu mendatangi sumber suara dan di panah atau ditembak dengan senjata api kecepek.
Kijang termasuk hewan mamalia, memakan dedaunan muda di hutan. Buah pohon yang disukai kijang bernama bedi (nama lokal). Aktif di malam hari atau nokturnal. Sehingga kijang sering diburu dimalam hari dengan menggunakan pencahayaan. Kijang termasuk hewan purba yang telah banyak melalui evolusi.
3.RUSA
Bause atau berburu rusa masih aktif dilakukan penduduk di Sumatra sampai tahun 1990-an. Satu kelompok penduduk mengarahkan rusa, satu kelompok penduduk menunggu di titik arah rusa. Saat rusa berlari karena dikejar dan melalui tempat yang ditunggu kelompok penembak. Bagi penduduk yang berhasil menembak rusa (kecepek atau panah) dia berhak mendapatkan kepala rusa. Lalu mereka berbagi daging rusa sama rata.
Rusa aktif di malam hari dan siang hari. Hewan ini menyesuaikan keadaan dan beraktivitas. Namun yang paling sering adalah dimalam hari. Rusa sangat banyak jenisnya dan terdapat di seluruh benua. Rusa terdiri dari 34 spesies besar, dan memiliki semacam tanduk di kepala yang bercabang-cabang untuk rusa jantan dan tidak bercabang rusa betina.
Disusun: Redaksi AF
Palembang, Oktober 2023
Sy. Apero Fublic
Post a Comment