KAMUS BAHASA KUNO SUMBAGSEL-INDONESIA
APERO FUBLIC.- Pada kamus singkat ini, kita akan menulis kosa kata dalam Bahasa asli masyarakat Sumatera Bagian Selatan yang dipakai masyarakatnya di masa lalu atau zaman kuno. Bahasa asli merupakan sampel sejarah dan budaya. Ditulis melalui observasi terlebih dahulu dan dilakukan penelitian dengan zaman pamakaian Bahasa.
Sebab,
di Sumatera Bagian Selatan telah melalui banyak rangkaian sejarah dan pengaruh budaya yang
mempengaruhi bahasa. Mulai dari bahasa Sanskerta, bahasa Cina, bahasa Arab dan bahasa Latin. Kamus juga hanya memuat kosa kata yang dianggap penting dan sudah
jarang diketahui masyarakat secara luas.
(Sumatera Bagian Selatan: Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung). Bahasa asli ini juga digunakan atau serumpun di Kawasan Sumatera Barat sampai Utara, Riau, Aceh, Nias, dan Semenanjung Malaysia).
Kata-kata kuno dapat diterapkan untuk masa sekarang sebagai pelestarian kebudayaan Asli.
Istilah Terbaru:
Istilah Sastra Terbaru Sumatera Selatan yang Diambil Dari Bahasa Asli dari akar kata rai. Kata rai bermakna satu-satu dalam satu kumpulan. Lalu dikembangkan menjadi jurai bermakna dasar jalan atau garis. Jurai juga berarti garis keturunan, atau generasi. Baslurai tradisi menceritakan atau memberitahu silsilah keluarga besar
Lurai: Opini
Selurai: Picture, cerita.
Baslurai: Sejarah
Baurai: Berita
Baburai: Investigasi
Kaghas: Majalah
Lumpai: Lembar, Halaman.
Andai-Andai: Sastra lisan sejenis dongeng.
Pangandai: Orang yang membawakan cerita andai-andai, pencerita andai-andai, orang berprofesi sebagai pencerita sastra lisan andai-andai.
Baandai-andai: Sekumpulan orang lebih dari satu orang dimana ada pendengar cerita andai-andai dan pencerita sastra lisan andai-andai (pangandai).
Bandai-andai: Istilah menyebut orang yang berkhayal.
Kata Kuno Bahasa Melayu SumBagSel
Anak Buah:
Kemenakan. (istilah anak buah (kemenakan) merujuk pada sebatang, sepohon, atau seasal. Dimana seorang lahir dari satu pohon (sepasang suami istri), lalu memiliki banyak anak dan anak-anaknya menikah dan juga memiliki banyak anak. Dalam keluarga itu diibaratkan sebatang pohon yang berbuah banyak dan jatuh bertebaran disekitar pohon tersebut. Itulah yang dinamakan anak buah).
Batanghari:
Sungai, (istilah batanghari untuk menyebut sungai merupakan bahasa Melayu kuno di Sumatra. Kata batang merujuk pada sesuatu yang berbentuk memanjang dan kuat. Misalnya pohon, sungai, dan tulang punggung. Ada istilah untuk kata mandiri, disebut dengan Mbatang). Kata ari, arai untuk penyebutan keseharian dimana sungai memang tempat aktivitas masyarakat masa lalu, mulai dari mencuci, mandi, transportasi, dan ekonomi. Itulah lahir istilah batanghari untuk penyebutan sungai.
Beruge:
Ayam. (Kata untuk menyebut ayam. Saat ini istilah beruge sudah digeser oleh kaya ayam. Sebutan beruge sekarang hanya dilekatkan pada ayam hutan. Hal ini menandakan kalau ayam peliharaan sekarang berasal dari ayam hutan). Sementara kata ayam, dilekatkan pada nama burung sungai dinamakan, burung ayaman).
*****
Datu: Pemimpin di Pemerintahan (laki-laki). Raja. Datun: Pemimpin wanita di Pemerintahan. Ratu. (Pemerintahan adat paling awal datu memimpin wilayah seukuran desa yang disebut dengan istilah Negara-Desa). Setelah masuknya pengaruh Budha-Sanskerta ada perubahan dalam gelar datu. Datuna: Istri Datu. Permaisuri. Puyang Datu: Pemimpin dari beberapa datu. Maha Datu atau Datu Agung penguasa tertinggi di kawasan yang dipimpin yang bergelar datu.
Pedatuan. Kadatuan:
Daerah yang dipimpin seorang bergelar datu. Sekelas pemerintahan marga, kedemangan, kecamatan. Biasanya terdiri dari beberapa desa. Di zaman sekarang sekelas Pemerintahan Daerah Tingkat II.
Kedatuan:
Kesatuan dari wilayah-wilayah yang pemimpinnya bergelar datu. Misalnya Kedatuan Sriwijaya.
*****
Dangan, Dengen: (ngen, ngan, jongan, dialeg beberapa daerah)
Dengan. bersama.
Pawang:
Orang yang menguasai keahlian khusus. Tabib, Cenayang, Pengendali.
Palangas:
1. Warna Kuning. 2. Nama sejenis pohon berbuah kuning yang menjadi makanan unggas di hutan liar.
Puyang:
1. Puyang: Orang tua dari kakek-nenek dan saudara-saudaranya beserta orang seangkatan dengannya dalam silsilah keluarga besar.
2. Puyang: Gelar kehormatan untuk pemimpin, bangsawan, prajurit atau deretan pejabat di suatu pemerintahan.
3. Puyang gelar tokoh masyarakat, bangsawan, dan orang-orang yang memiliki kelebihan khusus contoh; seniman, pandai besi, Guru Agama, guru silat, tukang, dll.
4. Puyang; Sebutan
untuk menghormati mahkluk halus, jin, arwah atau roh leluhur, Puyang:
Berkaitan dengan situs keramat.
Gelar puyang juga dipakai dan diberikan pada kaum wanita, laki-laki, anak muda dan yang sesuai lainnya. Catatan: Gelar puyang ditambahkan juga melambangkan senioritas.
Hulun:
Orang Asing. Pendatang. Penyerbu dari daerah jauh.
Jurai:
Keturunan, atau generasi. Jurai Tue adalah penyebutan generasi tua dalam suatu silsilah. Di dalam kelompok keluarga besar: tumang, buai, sumbai atau sistem pemerintahan adat tradisional masa lalu barisan jurai tue merupakan pemimpin dan mengurusi kelompok tumang mereka. Jurai Tue tidak diukur dari umur, tapi dari garis lahir atau barisan garis tua. Itulah mengapa dalam adat peraturan ada seorang yang lebih tua memanggil seseorang lebih muda darinya dengan panggilan paman, puyang, nenek, kakak ipar, bibi dan lain-lain.
Jurai Tue: Generasi tua yang dihormati, dituakan dalam suatu komunitas masyarakat kuno masa lalu. Jurai Tue di dalam pemerintahan adat tradisional yang dimandatkan kelompoknya menjadi semacan ketua adat. Beberapa diantara menjadi perwakilan di pemerintahan adat tradisional Negara-Desa, semacam perwakilan (DPR,BPD). Jurai tue ini dapat menjadi kandidat pemimpin mereka. Jurai Tue yang diperbantukan dalam pemerintahan adat berpangkat, pangandang, sungut. Masuknya pengaruh sanskerta ada disebut punggawa, dan kaum pernah diterapkan beberapa dekade lalu di pemerintahan Indonesia modern.
Julat:
Melanjutkan. meneruskan. seterusnya. maju ke depan lagi. (kata penggunaan: julat. njulat. bajulat. bajulat-julat. tajulat. julatke. sajulat).
Julat:
Ukuran kuno (tradisional). Dibuat dari kayu seukuran satu depa orang dewasa.
Moneng:
Moneng: Orang tua dari
puyang (laki-laki dan perempuan) dalam silsilah keluarga besar. Orang-orang
yang seangkatan dengan orang moneng beserta saudara-saudaranya.
Moneng-moneng:
Moneng-moneng: Moneng dalam artian jamak, lebih dari satu. Nenek moyang. Sebutan untuk generasi ke delapan. Penamaan moneng-moneng pada generasi ke delapan karena orang zaman dahulu percaya kalua nenek moyang mereka menitis kembali atau lahir kembali pada generasi ke delapan.
Mandau:
Parang. Sejenis senjata, sekaligus alat bertani, aslinya berbentuk memanjang, bagian mata melebar.
Gobang:
Golok. Ukuran lebih pendek dari mandau, dengan ujung runcing atau datar, juga dijadikan alat bertani atau dibawa kemana-mana di dalam hutan atau beraktivitas bertani.
Pibang:
Masih sejenis gobang (golok), tapi dibuat dengan desain lebih indah, warangka bagus, gagang bagus, diukir, dan dijadikan senjata simpanan, tidak dibawa kemana-mana seperti golok. Untuk senjata adat, panjang sama seperti golok dan kadang agak pendek tapi lebih besar dari pisau.
Pira:
Berapa. (terdapat dalam prasasti Peninggalan Sriwijaya berbahasa Melayu Kuno yang nantinya saat Sriwijaya berkuasa di Pulau Jawa diserap masyarakat di Jawa dengan kata; piro).
Slurai:
Aktivitas menjelaskan sesuatu secara rinci dan jelas. bercerita. menjelaskan. Picture.
Baslurai:
Baslurai aktivitas menjelaskan sesuatu secara jelas dan rinci menurut data yang sebenarnya. Contohnya tentang silsilah keluarga, peristiwa yang terjadi dengan sebenarnya. Sejarah, Histori.
Lebung:
Danau. Penambungan air alam berbentuk membundar, luas dan dalam.
Rine:
Bagian. Sebelah. Potongan. Memihak. Membelah. (penggunaan kata: marine. marine-rine).
Tumang:
Kelompok keluarga besar. Ketumangan, istilah menyebut kepemimpinan dalam keluarga besar dalam pemerintahan adat tradisional kuno. Istilah ini sama dengan istilah sumbai, buai, sungut, dll.
Talang:
1. Istilah untuk menyebut pemukiman di masa lalu zaman kuno di Sumatra Bagian Selatan. 2. Wadah penampungan berukuran besar, terbuat dari papan kayu atau tanah liat.
Tambalang:
Wadah untuk menurunkan madu dari atas pohon sialang saat aktivitas memanjat pohon sialang.
Tari:
Jurus Silat. Gerak tubuh yang teratur.
Tuhan: Tuan
Pemilik. kepunyaan.
Talu
Kalah, sial, tidak beruntung.
Tapik:
Menangkis, memukul menyerang.
Bagi Anda yang mengetahui kosa kata kuno di kawasan yang dibahas dapat membantu dalam pengumpulan kosa kata asli ini agar tidak hilang ditelan zaman. Kata yang Anda sumbangkan akan diteliti kalau memang asli maka akan dimasukkan dalam e-kamus ini. Untuk kontak dapat melalui surat elektronik www.fublicapero@gmail.com atau WA. 0821 7999 2170.
Sy. Apero Fublic
Post a Comment